Jumat, 01 Juli 2011

LBFT OH LBFT ( CATATAN SELAMA LBFT)

MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK ACEH
MELALUI LBFT

            Senang rasanya mendengar masih ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk meningkatkan semangat belajar anak Aceh, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Dari tahun ke tahun kegiatan ini rutin dilaksanakan, dan sungguh membanggakan karena pesertanya meningkat. Ini berarti minat anak Aceh tidak surut terhadap lomba berhitung.

            Kegiatan yang diberi nama Lomba Berhitung Fakultas Teknik (LBFT) ini diadakan sekaligus untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2011 di Aceh. Dari informasi yang didapat, kegiatan LBFT untuk tahun 2011 dilaksanakan di  11 daerah yaitu Aceh Besar (13 Maret 2011), Lhokseumawe dan Tapaktuan (20 Maret), Langsa dan Takengon (27 Maret), Meulaboh (3 April), Sigli dan Bireuen (17 April), Meureudu dan Sabang (24 April), dan Banda Aceh (30 April).
            Kegiatan-kegiatan positif seperti ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas SDM di Aceh khususnya. Jumlah peserta LBFT kali ini makin diminati oleh pelajar, tampak dari jumlah peserta yang ikut, seperti di Aceh Besar lomba itu diikuti 980 peserta, Aceh Selatan 784 peserta, Lhokseumawe 850 peserta, Takengon 680 peserta, Kota Langsa jumlah pesertanya mencapai 1.120 orang, di Meulaboh diikuti oleh 980 peserta, di Bireuen sebanyak 1.044 peserta, Sigli  1615 orang, serta di Sabang dan Meureudu jumlah pesertanya masing-masing 350 dan 450 orang.
         Namun, pada pelaksanaan kegiatan LBFT tersebut, masih ada tanggapan dari orang tua murid yang kecewa terhadap adanya kegiatan ini. Mereka mengatakan bahwa panitia hanya ingin menghimpun dana dan menjadikan objek dan lahan bisnis atas nama pendidikan. Seharusnya orang tua tidak langsung berpikiran negatif terhadap kegiatan LBFT ini. Uang pendaftaran yang dipungut berkisar antara Rp 7.000,00/siswa hingga Rp 15.000,00/siswa (tergantung tingkat sekolah dan daerah), bukan untuk keuntungan panitia semata, karena selama ini uang yang diperoleh baik dari sponsor, dari proposal yang diajukan ke lembaga pemerintah/ nonpemerintah, dan dari uang pendaftaran digunakan untuk pengeluaran di bidang kesekretariatan (contohnya cetak formulir, cetak piagam penghargaan, sertifikat untuk juara, copy soal , tinta printer, cetak proposal, perlengkapan tulis), bidang publikasi dan dokumentasi (contohnya spanduk, pemasangan iklan, brosur, stiker), bidang konsumsi (snack untuk peserta dan panitia), bidang hadiah dan piala, dan yang terakhir yaitu bidang tempat (sewa gedung).
            Selama ini panitia tidak menerima uang se-peserpun, bahkan mengeluarkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit untuk transportasi menuju ke daerah yang akan dibuat lomba dan juga dalam sosialisasi sebelum lomba diadakan. Pernyataan yang mengatakan bahwa kegiatan LBFT ini tidak ada ada relevasinya dengan peningkatan mutu pendidikan, hal ini adalah pemikiran yang salah. Padahal kita ketahui kegiatan ini sangat bermanfaat terutama bagi para siswa. Tak hanya untuk menambah ilmu dan menambah kawan, namun dapat me-refresh otak yang selama ini sudah penat mengikuti pelajaran di sekolah. Sebab, soal-soal yang diberikan tidak sulit untuk dikerjakan, hanya berbentuk operasional angka- angka yang ditambah, dikurang, dikali, dan dibagi. Kegiatan LBFT ini juga dapat dikatakan sebuah permainan yang butuh kecepatan dan ketepatan dalam menjawab  soal-soal matematika sederhana. Oleh karena itu, panitia tidak pelu menyediakan kunci jawaban dari soal tersebut, sebab anak SD, SMP, dan SMA yang mengikuti LBFT ini pasti sudah tahu jawabannya, kecuali lomba olimpiade yang butuh pemecahan penyelesaaian soal karena soal olimpiade merupakan soal yang rumit. Belum tentu sang juara umum di sekolah masing-masing yang menjadi pemenang dalam lomba ini, siswa yang tidak mendapat peringkat di kelas pun dapat  menjadi pemenang.
            Pelajar- pelajar yang mengikuti kegiatan tersebut tidak terlepas dari dukungan dan motivasi dari orang tua, terutama anak SD (Sekolah Dasar). Peran orang tua sangat berpengaruh dibalik kesuksesan seorang anak. Ketika ada perlombaan-perlombaan yang positif, alangkah bagusnya orang tua langsung terjun untuk mengikutsertakan anaknya pada perlombaan tersebut dengan cara mendaftarkan, mengantar, dan menunggu hingga acara selesai. Hal inilah membuktikan bahwa orang tua peduli terhadap anaknya, karena kita lihat sekarang banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga melupakan jati diri bahwa dirinya adalah seorang ayah atau ibu yang memiliki anak. Oleh karena itu, harapan untuk orang tua murid semoga lebih peduli terhadap kegiatan-kegiatan yang bertemakan pendidikan, walaupun mengeluarkan biaya berkisar antara Rp 7.000,00/siswa hingga Rp 15.000,00/siswa, karena kalau kita pikir biaya ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan membeli sebuah buku pelajaran.

            Peserta yang lolos ke Grand Final Lomba Berhitung Fakultas Teknik (LBFT) Ke-17 Tahun 2011 ada berjumlah 55 orang, berasal dari juara pertama di setiap kelompok yang lolos ke grand final, yaitu juara pertama untuk kategori SD A (kelas 1 dan 2), SD B (kelas 3 dan 4), SD C (kelas 5 dan 6), SMP, dan SMA. Grand Final tersebut akan dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood Darussalam, Banda Aceh, 1 Mei mendatang.
            Ucapan terima kasih kepada orang tua peserta di 11 kota yang telah mengikutsertakan anaknya untuk berpartisipasi dalam  kegiatan LBFT tersebut. Hal ini membuktikan bahwa masih ada orang tua yang perhatian dan peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Bagi peserta yang belum menang, masih ada kesempatan di tahun depan. Dan jadikanlah hal ini sebagai pengalaman untuk menjadi lebih baik ke depan. Selamat kepada peserta yang terpilih, semoga selalu berpikiran positif terhadap acara yang positif.

0 komentar:

Posting Komentar